Kekuatan Sebuah Keyakinan (II)

    Kekuatan Sebuah Keyakinan (II)
    Ilustrasi, keyakinan akan menciptakan sebuah ketenangan. (Foto, google)

    MAGELANG - Berikut adalah  seri ke - 2 dari tulisan sebelumya pada, Jumat (9/9/22) yang membahas tentang Kekuatan sebuah Keimanan, dalam kehidupan ini. Dipandang dari sisi akademisi dan sisi religi.

    Dr. Moh.Soleh : Kontribusi Iman terhadap korteks amigdala terjadi ketika melakukan transaksi atau memberikan sinyal berupa muatan nilai yang dapat dijadikan dasar pijakan bagi neo korteks dalam mengendalikan amigdala-hipokampus.

    Ini dilakukan agar amigdala memberikan respons terhadap tiap rangsangan (stimulus) dengan respons normal, positif, bukan respon darurat dan negatif. Misalnya peristiwa seorang ibu ketika menghadapi kematian anaknya karena suatu kecelakaan. Rangsangan yang berupa peristiwa kematian ini berjalan dari retina mata dan atau telinga ke batang otak, menuju thalamus. Di thalamus, rangsangan itu diformat sesuai bahasa otak. Sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus dan sekitarnya, lalu sebagian besar dikirim ke neo korteks.

    Ilustrasi, Dengan keyakinan, keberanian akan tercipta meski tiada teman yang mendampingi. (Foto, google)

    Di neo korteks inilah rangsangan dianalisis dan dipahami. Hipokampus adalah tempat bagi ingatan dan penyimpanan berbagai pesan. Termasuk pesan keagamaan, seperti pesan harus sabar bila tertimpa musibah, segala sesuatu itu tidak lepas dari kehendak Allah, Kehendak Allah SWT adalah keputusan terbaik. Maka hipokampus, sesuai dengan fungsinya, memberikan makna dari rangsangan kematian itu dengan makna yang normal dan positif.

    Jika hipokampus tidak pernah menyimpan pesan keagamaan, bisa jadi rangsangan kematian itu oleh hipokampus diberi makna cemas, depresi, atau stress dan sejumlah momen-momen darurat lainnya. Sementara itu, neokorteks prefrontal kiri mengendalikan prefrontal kanan. Di mana perasaan cemas, depresi, dan agresif bersarang. Agar menerima rangsangan kematian itu dengan analisis respons kesabaran, positif dan normal.

    Jika kedua neokorteks kiri-kanan sepakat bulat bahwa rangsangan itu diterima sebagai suatu kesabaran, kepastian keputusan itu dikirim ke hipokampus untuk dicocokkan apakah pesan kesabaran ketika menerima musibah itu pernah tersimpan dalam memori hipokampus. Jika ragu-ragu, rangsangan itu berpindah-pindah dari amigdala, hipokampus, dan korteks sampai akhirnya mencapai kepastian. Jika ya, rangsangan itu dikirim ke amigdala yang mempunyai serangkaian tonjolan dengan reporter yang disiagakan untuk berbagai macam neurotransmitter, mengirim ke wilayah sentralnya, menghidupkan hipotalamus, batang otak, dan system syaraf otonom.

     Terapi Sholat

    Aidh al-Qarni menulis dalam bukunya yang berjudul, LA TAHZAN (JANGAN BERSEDIH!) “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153).

    Jika Rasulullah ditimpa sebuah ketakutan, maka dia akan segera melakukan shalat. Pernah beliau berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, tentramkan (hati) kita dengan shalat! Pada kali lain beliau bersabda, “Ketenanganku ada pada shalat”.

    Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit, dan tipu muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah. Jika hari-hari menjadi gelap gulita, malam-malam mencekam, dan kawan-kawan berpaling, maka lakukanlah shalat. BERSAMBUNG…..

    magelang jawa tengah
    Hermanto

    Hermanto

    Artikel Sebelumnya

    Candi Tua Dari Batu Bata Ditemukan Di Samberan...

    Artikel Berikutnya

    Bawaslu Kota Magelang Buka Pendaftaran Panwascam

    Komentar

    Berita terkait