Festival Indonesia Bertutur Resmi Dibuka

    Festival Indonesia Bertutur Resmi Dibuka
    Penampilan Tari Topeng Ireng dari komunitas Lima Gunung, yang ikut memeriahkan pembukaan Festival Indonesia Bertutur. (Foto, Hermanto)

    Bertempat di Taman Lumbini, Candi Borobudur  Kabupaten Magelang pada, Rabu (07/09/22) festiva Indonesia bertutur resmi dibuka. Festival dibuka dengan Tari Soreng, tari tradisional khas Magelang. Meraka terlihat ekspresif dan penuh energy, gerakan kaki dan tangannya menggambarkan kegigihan sebagai petarung kehidupan dari lereng pegunungan.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid dalam sambutannya menyampaikan, Indonesia Bertutur 2022 mengusung tema ‘Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan’.

    “Di mana Indonesia Bertutur 2022 ini fokusnya adalah refleksi terhadap cagar budaya tetapi dengan menggunakan media baru. Mulai dari zaman prasejarah, masa klasik, dan lain-lain, ” ujarnya usai membuka acara.

    Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendiktiristek ini menjelaskan, maksud dari mengangkat warisan budaya dalam bentuk-bentuk yang baru, semacam respon kekinian terhadap masa lalu. Di antaranya,  cara baru untuk mengkomunikasikan warisan budaya  kepada generasi yang sekarang.

    “Generasi sekarang sangat akrab dengan berbagai macam media baru, teknologi digital dan lainnya. Sehingga penafsiran dan respon terhadap masa lalu tentu terus berkembang dan bentuknya juga bermacam-macam pada generasi sekarang ini, ” jelasnya.

    Festival Indonesia Bertutur 2022 ini mulai dibuka pada 7—11 September 2022, serta melibatkan  900 pelaku seni budaya dari 17 negara, menampilkan 116 karya yang mengambil inspirasi dari cerita, sejarah, dan warisan budaya, para pelaku budaya menampilkan bentuk karya yang beraneka ragam.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Artistik Festival Indonesia Bertutur, Melati Suryodarmo mengatakan, penggunaan kata media baru menjadi kenyataan di kebudayaan sekarang. Warisan budaya masa lalu sering dipahami hanya untuk masa lalu yang tidak terhubung dengan masa sekarang dan masa depan, ada bagian-bagian yang seakan-akan hilang.

    “Tetapi, lewat Festival Indonesia Bertutur 2022 ini, menunjukkan bahwa sebetulnya jembatan itu ada. Dan sekarang festival ini mengangkat itu. jadi kemungkinan untuk mengenalkan informasi mengenai budaya masa lalu dalam bentuk-bentuk yang baru, ” katanya.

    Para Seniman yang ikut terlibat dalam pembukaan Indonesia Bertutur. (Foto, Hermanto)

    Menurut Melati, selama ini ketika berbicara penggunaan teknologi digital seolah-olah tidak relevan dengan masa lalu. Padahal semestinya menggunakan teknologi digital untuk mengangkat segala macam warisan budaya yang begitu kaya.

    “Ini penting disampaikan bahwa kebudayaan tidak hanya diceritakan tetapi harus dialami dan disaksikan. Lewat festival ini memberikan pengalaman itu. Bagaimana caranya di dalam teknologi masa kini, kita bisa menjelajahi kekayaan budaya hingga kejayaan masa lalu, ” harapnya. (hm)

    magelang jawa tengah
    Hermanto

    Hermanto

    Artikel Sebelumnya

    Forkam Minta Walikota Magelang Segera Sesuaikan...

    Artikel Berikutnya

    Kekuatan Sebuah Keyakinan

    Komentar

    Berita terkait