Kekuatan Sebuah Keyakinan (IV)

    Kekuatan Sebuah Keyakinan (IV)
    Ilustrasi, Cahaya akan menuntun ke jalan yang lurus. (Foto, Google)

    MAGELANG - Untuk tujuan perbandingan, tahapan tersebut mencakup melihat aura ”sebelum dan sesudahnya”. Tahapan itu memperkenalkan teknik-teknik khusus yang dirancang untuk menciptakan kondisi mental, fisik, dan spiritual yang sepenuhnya yang, pada gilirannya, memberi tenaga pada aura. Tahapan puncak adalah memberi peneguhan yang kuat mengenai kesejahteraan. Tahapan dapat dilengakpi dengan teknik-teknik yang berkaitan dengan sasaran-sasaran terntentu, seperti membuang  kebiasaan yang tidak dikehendaki, mengatasi stres, atau meraih sukses dalam tugas tertentu.

    H.M Taufik Djafri dalam bukunya yang berjudul ”Menikmati Keindahan Allah melalui logika dan tandatanda”, menulis : Baiklah, karena kita belum punya sebutan lain kecuali cahaya, maka katakanlah shalat yang diperintahkan oleh Allah sebagai kewajiban kaum muslimin tersebut, didapat dengan melalui kendaraan cahaya Allah. Karena perintah shalat terkait erat dengan cahaya sebagai kendaraan rasul ketika menuju Sidratul Muntaha, maka orang yang melakukan shalat dengan khusyu’ di mana yang menghadap Allah bukan sekedar jasmaninya saja, tetapi pada saat ia mengucapkan takbiratul ihram, pada saat itu juga ruhnya melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi menemui Allah rabbul ’alamin, maka jika ia melakukan shalat yang demikian itu pasti ia akan ”mencahaya”.

    Mukanya menjadi bercahaya, pandangannya bercahaya, tutur katanya bercahaya, perbuatannya bercahaya, dan hatinya juga bercahaya. Ia selalu ramah pada orang lain karena hatinya tawadhu’ akan kebesaran Allah, hidupnya penuh dengan kedamaian, tak pernah dengki dan hasut terhadap orang lain.

    Kata Allah dalam al-Qur’an surat al-An kabut, 45, artinya, ”Sesungguhnya shalat (yang khusyu’) itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar”.

    Cahaya adalah sesuatu ciptaan Allah yang mempunyai kecepatan tertinggi dalam dunia ini. Orang yang ahli shalat, di dalam dirinya berkumpul cahaya demi cahaya (di sekitar tubuhnya, di wajahnya, dalam perkataannya, dalam pendengarannya, dalam pandangannya, dan dalam hatinya).

    Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu alasan yang mungkin rasional adalah karena adanya gerakan-gerakan shalat seperti yang dicontohkan rasulullah SAW. (mari kita lihat gerakan orang shalat). Semua gerakan shalat dibarengi dengan kalimat Allahu Akbar (Allah Maha Besar), kecuali gerakan i’tidal (bangun dari rukuk) dan gerakan penutup shalat yaitu dengan ucapan Salam.

    Yang perlu digaris bawahi adalah bahwa do’a itu adalah kekuatan dan do’a itu adalah energi. Padahal, setiap ucapan dalam shalat kita adalah do’a. Sehingga, sangat gampang dimengerti bahwa orang yang sedang melakukan shalat dengan khusyuk, seperti halnya ia membangun dan membentuk kekuatan/energi dalam tubuhnya (terlebih lagi dalam qalbunya) … BERSAMBUNG

    magelang jawa tengah
    Hermanto

    Hermanto

    Artikel Sebelumnya

    Pick up Ringsek Setelah Kecelakaan Dan Terguling

    Artikel Berikutnya

    Festival Lima Gunung Meriah Digelar

    Komentar

    Berita terkait